Headlines News :
Home » » Pembangunan GSG di Pantai Labuhan Jukung

Pembangunan GSG di Pantai Labuhan Jukung

Written By emha on Friday, 16 September 2011 | Friday, September 16, 2011


Pembangunan GSG di Pantai Labuhan Jukung tidak tepat lokasi. Pantai Labuhan Jukung adalah pantai wisata, karena GSG tersebut nantinya hanya akan mengganggu keindahan pantai dan kenyamanan wisatawan. Selain itu, kegiatan di GSG tersebut nantinya akan memakan tempat parkir yang luas dan dapat menimbulkan banyaknya timbunan sampah. Pembangunan apa pun yang memakan ruang publik hendaknya dibicarakan dahulu dengan masyarakat supaya tidak menimbulkan kekecewaan dan dampak yang buruk di kemudian hari. Pemda hendaknya mempunyai rencana tata ruang yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat, mendukung industri wisata dan ramah lingkungan. Pembangunan GSG di Krui hendaknya ditinjau kembali. Terimakasih, demikian suara rakyat di surat kabar Radar Lambar, Jumat, 16 September 2011.

Keluhan yang disampaikan masyarakat lewat surat kabar tersebut masuk akal, dan perlu diperhatikan. Pantai wisata bukanlah tempat yang tepat untuk membangun gedung pusat keramaian. Gedung pusat keramainan sepantasnya dibangun di tepi jalan raya yang memang disediakan untuk pusat keramaian, dan memang tempat membangun gedung.

Membangun GSG di tempat wisata seperti Pantai Labuhan Jukung memang bisa merusak keindahan dan kenyamanan pantai, dan tentu saja mengganggu wisatawan. Wilayah pantai hendaknya dibiarkan sebagai tempat yang asri dengan pohon-pohon yang rimbun sehingga menimbulkan suasana sejuk. Kesejukan adalah salah satu daya tarik pantai. Ini pulalah yang membuat orang tertarik datang ke pantai untuk berwisata. Dan inilah pula sebabnya mengapa pengelola penginapan pinggir pantai tidak menebang pohon-pohon yang ada di sekeliling bangunan mereka.

Di samping itu, gedung pusat keramaian seperti GSG sangat potensial mencemari lingkungan. Setiap selesai mengadakan acara, pasti banyak sampah berserakan di sekelilingnya.

Taruhlah masalah sampah ini bisa diatasi dengan mempekerjakan petugas pemungut sampah. Tapi siapa bisa menjamin tidak akan ada sampah berserakan di tempat itu jika gedung itu nantinya dipakai setiap hari. Sedangkan sampah lebaran kemarin saja masih berserakan di pinggir pantai, tanpa ada yang bersedia membersihkan. Bayangkan, sampah lebaran saja, yang hanya setahun sekali, masih tersisa hingga berminggu-minggu, apalagi sampah GSG yang mungkin timbul setiap hari. Dan yang lebih buruk, lokasi GSG yang berada di tepi pantai memungkinkan sampah-sampah itu terbuang ke laut. Buktinya, sampah lebaran kemarin banyak yang terbuang ke laut.

Adalah ironis jika kita mengingatkan masyarakat pinggir pantai untuk tidak membuang sampah di pinggir laut, sementara pemerintah sendiri memproduksi sampah di pinggir laut. Harap diingat, sampah adalah masalah yang paling banyak dikeluhkan oleh wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.  

Kalau kita mau berpikir bijak, tentu masih ada banyak lokasi lain yang bisa digunakan untuk membanguan GSG, yang tidak mengganggu kenyamanan dan tidak merusak lingkungan.
Biarkan Pantai Labuhan Jukung sebagai tempat wisata yang indah dan nyaman. Biarkan Pantai Labuhan Jukung sebagai ruang publik sejuk di mana orang bisa beristirahat melepaskan lelah. Jangan ganggu kenyamanan yang selama ini sudah tercipta dengan kehadiran sebuah gedung akan memberi kesan angker.

Alihkan GSG ke tempat lain. Dan biarkan tanah yang akan dibangun gedung itu ditumbuhi oleh pohon-pohon yang rimbun.

Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Khabar dari Krui - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger